Damaskus, Suriah – Korban tewas serangan terhadap sebuah gereja di Suriah naik menjadi 25, kata media pemerintah pada hari Senin.
Serangan Minggu Di Gereja Ortodoks Yunani Marias, selama liturgi ilahi di Dweil’a, dekat Damaskus, itu adalah genre pertama di Suriah selama bertahun -tahun dan datang ketika Damaskus di bawah pemerintahan Islamnya memang berusaha mendapatkan dukungan dari minoritas. Sementara Presiden Ahmad al-Sharaa berjuang untuk menjalankan otoritas di seluruh negeri, ada kekhawatiran tentang keberadaan sel tidur dari kelompok-kelompok ekstremis di negara itu hancur oleh perang.
Kementerian dan sebagian besar saksi mengatakan seorang pria bersenjata memasuki gereja dan mulai melemparkan orang ke sana sebelum meledakkan rompi peledaknya.
Sana, mengutip Kementerian Kesehatan, mengatakan 63 orang lainnya terluka dalam serangan itu. Pastor Fadi Ghattas mengatakan kepada Associated Press setelah serangan bahwa sekitar 350 orang berdoa di gereja.
Amerika Serikat, Uni Eropa dan pemerintah seluruh Timur Tengah mengutuk serangan itu, menolaknya sebagai serangan teroris.
Tidak ada kelompok yang segera mengklaim bertanggung jawab, tetapi Menteri Dalam Negeri Suriah menyalahkan kelompok ekstremis Negara Islam.
Sejak penggulingan Bashar Assad dan pemerintahan diktator selama beberapa dekade keluarganya Desember lalu dalam pemberontakan petir, al-Sharaa telah mendesak untuk mendapatkan dukungan bagi kelompok non-suunni-minor Suriah yang berkaitan dengan kehidupan di bawah pemerintahan Islam.